Pesan untuk Sang Angin

Aku kirim sebuah pesan melalui Sang Angin. Aku bilang padanya untuk mengutus anak buahya yg paling memiliki hati yg lembut. Pesanku singkat saja, agar dia tak lupa, karena kudengar dia pelupa karna sibuk berlari kencang setiap harinya.
Sudahkah sampai anak buah Sang Angin padamu? Apakah dia menyampaikan pesanku dengan benar? Apakah kau mendengar yg dia katakan? Aku khawatir kau tak mendengar dengan baik apa yg dia katakan, karna mungkin dia terlalu lembut mengatakannya.
Ah, tadinya aku ingin menitip pelukan, agar anak buahnya itu bisa memelukmu dengan lembut, mewakiliku. Tapi, aku tak rela ada yg memelukmu selembut aku, apalagi kalau utusan angin itu malah lebih lembut memelukmu. Aku cemburu. Lagipula kau akan kedinginan jika dipeluk oleh angin, selembut apapun itu. Jadi, aku putuskan untuk menitipkan pesan saja.
Dan, ya. Tadi aku bertemu dengan diriku di bulan Mei, Januari, dan Oktober. Mereka bertanya, "bagaimana, apakah kau merasa lebih baik dariku?" Aku jawab, "Tentu saja". Aku merasa sedikit demi sedikit bisa mengendalikan emosiku, sedikit mulai bercerita, semakin mencoba untuk lebih terbuka, dan mau berpikir, meski ngeyel dan susah dibilanginnya tetep, tapi aku selalu merasa lebih baik dari mereka. Dan tentu saja, aku lebih menyayangimu daripada mereka. Lalu mereka malah mengejekku. Katanya kita tidak bisa menikmati purnama bersama kali ini. Huh. Siapa bilang? Dengan tegas aku katakan pada mereka, kita tetap bisa menikmati purnama bersama, dimanapun kita, toh bulan hanya satu, dinikmati dimanapun, yang kita nikmati tetap bulan yang sama. Lagipula kamu selalu disisiku. Benar kan? Mengapa harus risau. Mereka lalu pergi, dan aku duduk di teras rumah, ternyata hari sudah mulai gelap. Matahari yg tenggelam segera saja digantikan bulan yg tersenyum melihatku menengok kearahnya. Tidak! Aku tidak menangis, sayang. Aku bahagia, kita masih bersama hingga titik ini. Aku yakin, bulan tak hanya tersenyum padaku, tapi juga padamu yg sudah menantinya di pinggir danau kobe sambil sesekali menyesap kopi hitam kesukaanmu.
Eh, iya. Ini ada Sang Angin datang. Katanya, pesan sudah tersampaikan dengan baik dan benar. Tapi aku tak yakin. Coba aku tanyakan dulu yg yg dikatakan utusannya padamu. "Anak buahku sudah menyampaikan jika kau merindukan kekasihmu itu"
Lahhhh. Bukaannnn. Tadi memang aku bilang padanya kalau aku rindu padamu. Tapi pesannya bukan itu. Aku menitip pesan agar kamu bersihkan kotoran di telingamu sendiri. Karena itu sudah lama sejak terakhir aku membersihkannya. Pasti sudah kotor lagi. Kan aku belum bisa membersihkannya sementara ini. Nanti kalau kita ketemu pasti kubersihkan.
Dasar Sang Angin, tak menyimak dengan baik apa kataku.

20 Januari 2020.
Ra 🌕️

Komentar

Postingan Populer