Perjalanan Kita

Hubungan jarak jauh adalah salah satu hubungan yang paling beresiko gagal di tengah jalan. Tetapi kita berhasil mematahkan anggapan itu, meski tidak mudah. Menahan rindu untuk bertemu selama 2 tahun sangatlah tidak mudah. Jika itu bukan kamu, mana mungkin aku sanggup. Aku harus memberi kepercayaan penuh padamu, begitupun kamu memberiku kepercayaan menjaga hubungan ini. Hanya itu modalnya, tp berat bukan? Apalagi kita baru saling mengenal dan bertemu intens kurang lebih setahun. Tetapi aku tahu, aku yakin kita bisa. Satu tahun yang kita lalui bersama sudah cukup untukku memberimu kepercayaan menjaga dan melanjutkan hubungan ini meski jarak fisik memisahkan kita.

Awalnya aku menuntut kamu untuk selalu mengabari 24/7. Dimana, dengan siapa. Lalu aku mulai hapal sendiri rutinitasmu yang hanya itu-itu saja. Kamu pun mulai tahu kapan harus mengabariku. Hal tersulit untukku adalah mungkin saat aku ingin menyampaikan sesuatu namun sering terjadi kesalahpahaman, dan aku malas membahas panjang lebar di chat. Sebenarnya ini buruk, jangan ditiru. Sisanya kurasa kita baik-baik saja. Kita sudah sama-sama tahu dan mengerti apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan. 

Dan tiba saat dimana kamu datang membawa keluargamu, meminangku. Betapa bahagianya aku, dan kamu pastinya. Mimpi kita akan segera terwujud. Namun menikah tidak semudah itu. Meski kita sudah lama berhubungan baik, aku tetap harus mempersiapkan mentalku untuk menjadi seorang istri, bahkan ibu. Tidak mudah. Seringkali aku menangis, bahkan takut. Aku takut mengecewakanmu, takut gagal, dan ketakutan-ketakutan lain yang seakan menghantui setiap malamku. Tapi melihat kamu begitu bersemangat, membuatku kembali waras dan berpikir jernih. Jenjang selanjutnya memang tidak mudah, namun aku harus percaya kita pasti bisa. Tidak ada pasangan yang sempurna, dan aku tak mengejar kesempurnaan itu. Aku hanya ingin memberi yang terbaik dariku, belajar bersamamu, berkembang bersamamu. 

Kini kita resmi menjadi sepasang kekasih dimata agama dan negara. Aku mengabdi padamu dengan ikhlas. Meski sekarang harus berjarak dengan keluargaku, tak apa. Ini adalah pilihan yang aku ambil bahkan sejak mengenalmu dulu. Berat. Terlebih melihat ibu dan ayahku yang tak memperlihatkan raut kesedihan sama sekali karena aku harus berpisah dengan mereka. Mereka selalu mencoba tegar, kuat, aku tahu itu. Aku hanya bisa memberi tahu mereka, "Suamiku orang baik, ia menyayangiku sama seperti kalian. Jangan khawatirkan aku. Aku akan baik-baik saja."

Perjalanan kita masih panjang. Semua akan baik-baik saja. Kita pasti bisa menghadapi setiap masalah yang akan kita alami nanti. Asalkan tujuan kita tetap sama. Jalan yang kita tempuh tetap sama. Aku bukan perempuan yang sempurna, bahkan banyak sekali kekuranganku. Namun aku punya hati yang tak akan pernah aku bagi pada lelaki manapun selain kamu. 

Ra🌕
September 2020

Komentar

Postingan Populer