Meraba Harapan

Bapak berangkat kerja dari rumah. Sarapan dari rumah.
Saya yang jauh dari rumah sarapan beli di warteg.
Saya interaksi sama ibu-ibu warteg, kira-kira ibu-ibu warteg sudah interaksi dengan 10-15 orang, secara gak langsung karena saya berinteraksi dengan ibu-ibu warteg berarti saya juga berinteraksi dengan pelanggan ibu-ibu warteg. Itu baru satu kali saya interaksi dengan ibu2 warteg. Belom makan sore.
Saya rasa keadaan seperti ini memang sulit sekali dicegah tapi tidak ada yang tidak mungkin jika kita melakukannya bersama.
Menurut saya rakyat Indonesia sudah sangat patuh terhadap peraturan pemerintah saat ini, apapun yang pemerintah perintahkan rakyat selalu ngikut akan perintah tersebut, akan tetapi pemerintah sendiri sepertinya tidak total ikut mencegah penyebaran virus tersebut. Di beberapa media masa masih saja terjadi pemberitaan bahwa banyaknya TKA yang masuk ke Indonesia. Padahal sejak awal jika pemerintah serius mencegah penyebaran virus covid 19 pemerintah tau harus menambal lubang mana yang bocor. Akan tetapi lubang yang bocor tersebut hanya dibersihkan di bagian bawahnya saja yang sudah terlanjur basah dan lubangnya tetap mengeluarkan alirannya. Jadi kita warga negara Indonesia dipaksa bersama-sama membersihkan genangannya tanpa menyumbat lubang bocorannya. Ini hanya ungkapan kekesalan saya terhadap tindakan pemerintah saat ini. Belum lagi kebijakan bapak mentri Yasonna Laoli kepada para napi yang dibebaskan, kekhawatiran terhadap virus corona sudah menakutkan dan membuat psikologi saya terganggu ditambah lagi banyaknya napi yang di bebaskan olehnya. Membuat angka kriminalitas meningkat. Seminggu terakhir lima motor hilang dilingkungan sekitar tempat tinggal saya. Seperti ada yang selalu mengambil kesempatan didalam kesempitan situasi seperti ini.
Pemudik dilarang pulang kampung TKA malah kalian tampung.
Saya berharap situasi seperti ini segera berlalu dan menjadi segera normal kembali.

Bangkit.

Komentar

Postingan Populer