Dua Puluh Empat Jam Saya
1 Mei 2020, saya berangkat dari kontrakan satu petak yang saya sewa untuk saya tinggali karena saya bekerja cukup jauh dari rumah saya agar waktu saya tak habis terbuang dijalan. Saya berangkat menuju rumah saya sekitar pukul 7 malam dari Cikarang menuju Depok. Tidak terlalu jauh tapi jika ditempuh setiap hari akan memakan waktu yang cukup banyak jika setiap hari saya habiskan 4 jam untuk pulang dan perginya saja memakan waktu dua puluh jam jika empat jam dikali lima hari kerja selama satu minggu karena dihari sabtu-minggu saya libur akan tetapi tidak jarang di hari sabtu saya masih bekerja untuk menyelesaikan pekerjaan saya. Belum lagi jam kerja yang saya habis kan sembilan jam sehari jika dikali kan lima hari kerja akan menghabiskan waktu empat puluh lima jam selama satu minggu. Jika seminggu ada dua puluh empat jam dikali tujuh hari saya mempunyai waktu selama seratus enam puluh delapan jam dikurang jam kerja saya empat puluh lima jam, waktu saya yang seratus enam puluh delapan jam dikurang empat puluh lima jam berarti waktu saya hanya seratus dua puluh tiga jam. Itu belum dipotong lagi waktu istirahat saya yang menurut dokter baiknya adalah tujuh sampai delapan jam sehari jika dikalikan tujuh hari adalah lima puluh enam jam waktu istirahat saya yang berarti seratus dua puluh tiga jam dikurang waktu istirahat saya selama lima puluh enam jam adalah enam puluh tujuh jam selama tujuh hari waktu bebas saya. Tak jarang di hari-hari biasa saya masih dibutuhkan perusahaan untuk membantu menyelesaikan pekerjaan saya. Terlalu rumit sekali menurut saya jika dihitung selama tujuh hari. Jika dua puluh empat jam dikurang sembilan jam kerja tersisa lima belas jam dikurang waktu istirahat tujuh sampai delapan jam tersisa tujuh jam jika istirahat delapan jam. Belum lagi waktu untuk untuk perjalanan pulang dan pergi selama empat jam saya hanya punya waktu selama tiga jam waktu bebas saya. Menyedihkan sekali.
Bangkit.
Bangkit.
Komentar
Posting Komentar