Resensi Novel Selena dan Nebula : Apakah ini Akhir dari Serial Bumi?
Selena dan Nebula adalah buku kelanjutan yang ditunggu-tunggu oleh pembaca serial buku Bumi yang menakjubkan. Penggambaran situasi yang sangat jelas dalam setiap kisah yang ditulis oleh Tere Liye selalu bisa menimbulkan hologram empat dimensi di kepala setiap pembacanya. Namun pembaca sering kali menemukan sedikit kejenuhan ketika terjadi pengulangan kalimat yang cukup membosankan. Namun yang membuat saya tertarik melanjutkan setiap episode serial bumi adalah rasa penasaran yang dibuat oleh penulis di akhir setiap episodenya. Pada episode awal atau episode satu menuju episode dua dibuat singkat, itu membuat pembaca seakan-akan cepat sekali menaklukkan setiap episodenya, padahal semakin kebelakang semakin banyak halaman yang didapat.
Penulis juga sering kali menyelipkan kejadian bersejarah di Indonesia. Dalam buku Selena misalnya, dikisahkan Tragedi Distrik Enam Lima yang mana terjadi pemberontakan serangan sepihak yang dilakukan oleh mantan perwira tinggi pasukan bayangan yang menimbulkan kekacauan di Distrik Enam Lima. Jika ditarik mundur kebelakang, Indonesia juga mempunyai sejarah kelam pada tahun 1965-1966 tentang pembantaian terhadap orang-orang yang dituduh komunis diceritakan kembali melalui buku Selena. Di setiap mata pelajaran yang diajarkan di ABTT (Akademi Bayangan Tingkat Tinggi) terutama pada mata pelajaran Bibi Gill pembaca seperti sedang mengikut psikotes yang membingungkan dan diperlukan konsentrasi tinggi.
Novel yang sangat menarik, terutama jika pembaca sudah setia mengikuti dari serial pertama. Namun apakah Tere Liye akan terus membuat seri ini tanpa akhir? Karena jujur saja, beberapa kali merasa sedikit bosan membaca pengulangan-pengulangan peristiwa pada buku sebelumnya. Meski begitu, Tere Liye cukup berhasil membuat penasaran penggemarnya setiap ia mengeluarkan buku baru, termasuk Selena dan Nebula ini, bahkan buku kelanjutannya yang belum terbit.
Ra🌕
(bukan Raib)
Komentar
Posting Komentar