2020
Seperti baru kemarin saja 2019 berlalu dan 2020 datang menyambut kemeriahannya dangan derasnya hujan yang turun. Jakarta adalah kota yang paling awal mendapat musibah banjir dan BNPB mencatat ada 652 bencana sepanjang 1 januari sampai 27 februari 2020. Belum lagi kebakaran hutan di autralia yang melahap 60.000 km persegi dan banyak memakan korban jiwa manusia hingga hewan pun merasakan dampaknya.
Belum lagi beberapa gunung merapi yang bangun dari tidurnya mulai aktif kembali dan sempat menggemparkan warga jabodetabek dengan dentuman keras di tengah malam menjelang pagi. Sampai sekarang saya belum mendapat jawaban yang pasti dari suara tersebut, apakah suara tersebut berasal dari erupsi anak gunung krakatau atau dari suara yang lain.
Beberapa artis mendadak meninggal, dan membuat para fansnya merasa kehilangan, dan baru-baru ini kita semua merasa kehilangan seorang legenda musik tradisional pakde didi kempot yang membuat penggemarnya ambyar seambyar ambyarnya.
Saya juga baru saja kehilangan beberapa keluarga yang dituakan. Kehilangan memang menyakitkan akan tetapi kita harus tegar menghadapinya. Tak bisa dipungkiri seperti yang masih kita rasakan sekarang dampak dari pandemi global ini, virus yang menyerang secara brutal, menyerang semua kalangan tidak pandang dia kaya atau miskin. Kita semua merakan efeknya. Beberapa orang mengunggah pendapatnya di media sosial agar tahun 2020 segera berlalu atau di skip saja karena banyak sekali kejadian yang tidak menyenangkan. Akan tetapi kita sebagai manusia harus selalu berfikir positif agar melihat hikmah dari setiap kejadian ini. Mereka yang tadinya sulit meluangkan waktu bersama keluarga dengan adanya kejadian ini bisa berkumpul bersama keluarganya. Saat-saat seperti ini kita sebagai makhluk sosial harus saling bahu membahu menghadapi pandemi ini. Walau sekarang untuk bersosial dibatasi tapi tidak akan mengalahkan semangat kita untuk saling tolong menolong. Semoga segera berakhir dan kita bisa saling bersilaturahmi kembali.
Bangkit.
Komentar
Posting Komentar