Belajar Parenting dari Serial Hormones

Poster Hormones The Series 1, image oleh Google


Di era yang sudah modern ini kita bisa belajar apa saja dan dari mana saja, termasuk melalui film. Banyak sekali film berkualitas yang beredar saat ini, entah itu produk dalam negeri maupun luar negeri. Salah satu serial tv yang menjadi favoritku adalah Hormones The Series dari Thailand. Sebenarnya serial ini sudah lama tayang saat aku masih SMK, tapi saat aku melihat cuplikannya aku merasa serial ini terlalu vulgar untuk ditonton remaja Indonesia, jadi aku urung melanjutkannya. Baru setelah aku merasa sudah cukup dewasa untuk menontonnya, aku mulai menonton serial ini di Viu. 

Serial ini tidak hanya menceritakan tentang konflik satu tokoh, namun ada banyak tokoh dengan masing-masing masalahnya. Seperti merokok, minum alkohol, berkelahi, sex bebas, hingga narkoba. Ditambah bumbu drama percintaan, serta isu lgbt yang masih sangat sensitif dibahas di kalangan masyarakat kita. Namun bukan itu yang akan aku bahas. Kali ini aku akan bahas bagaimana orang tua tokoh-tokoh tersebut menghadapi anak-anaknya.

Setiap orang tua pasti memiliki cara tersendiri dalam mendidik anak-anaknya. Begitupun tokoh orang tua dalam serial ini. Tokoh-tokoh seperti Phai dan Win yang kurang mendapat perhatian dari orang tuanya menjadi nakal diluar rumah. Berbeda dengan Dao yang mendapat perhatian penuh dari ibunya, setiap kegiatannya sudah diatur bahkan masa depannya sudah dirancang dengan baik oleh ibunya. Namun karena semua sudah diatur oleh ibunya, Dao tidak mendapat kesempatan untuk mengungkapkan apa yang sebenarnya ia inginkan. Sehingga Dao memilih menyukai sahabat wanitanya sebagai pelarian. 
Berbeda lagi dengan orang tua Phuu dan orang tua Toei. Mereka selalu mendengarkan anak-anaknya. Berdialog setelah pulang sekolah menjadi salah satu bentuk kepedulian ibu Toei. Ia selalu memastikan anaknya baik-baik saja di sekolah. Orang tua seharusnya selalu menjadi pendengar bagi anak-anaknya dan tak langsung menghakimi ketika anak mereka melakukan hal menyimpang. Seperti ibu dari Phuu ketika mengetahui anaknya seorang gay. Meski ia terlihat kecewa dan sedih, namun ia tetap menghargai keadaan anaknya. 

Menjadi orang tua adalah tugas yang tidak mudah namun bukan tidak mungkin mendidik mereka dengan baik. Tugas ini diemban seimbang antara ayah dan ibu. Dalam serial Hormones ini terlihat bagaimana perlakuan orang tua terhadap anak sangat berpengaruh terhadap kehidupan mereka. Orang tua tidak dituntut untuk selalu memberikan apa yang anak inginkan, tetapi orang tua harus bisa menjadi pendengar dan pengarah yang baik. Ketika anak menyimpang jauh, orang tua wajib mengingatkan dengan bahasa yang lembut, penuh kasih sayang. Namun semua itu tidak didapatkan dengan instan. Anak mana yang akan mendengarkan nasehat orang tua yang tidak pernah peduli dengan keseharian anak-anaknya, meski nasehatnya disampaikan dengan lembut. Orang tua harus membiasakan diri berdialog dan berdiskusi sejak anak masih kecil. Sehingga anak percaya dan merasa aman ketika menceritakan masalah yang ia alami. Karena sejauh apapun anak-anak pergi, orang tua akan selalu menjadi tempat mereka untuk pulang, meski dalam keadaan terjatuh sekalipun. 

Sebagai penutup, saya berharap ada serial bermutu tinggi seperti Hormones di Indonesia. Walaupun pasti akan sangat banyak pro-kontra karena beberapa dalam serial ini masih dianggap tabu untuk dibahas secara terbuka oleh masyarakat kita. Tetapi sampai kapan kita hanya akan menghitung peningkatan kenakalan remaja yang semakin marak tanpa memberi edukasi yang benar terhadap mereka. 


Oktober, 2020
Ra🌕️~

Komentar

Postingan Populer